Selasa, 27 Januari 2015

Umroh Kolektif PMMAY

Besok, kamis tanggal 29 Januari 2015 sekitar 20 orang pengurus dan jamaah Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamin (PMM AY) akan memulai perjalanan umroh ke Tanah Suci. Pelaksanaan Umroh kolektif ini rencananya akan berangkat dari Pondok pada pukul 13.00 menuju bandara Supadio lalu terbang ke Jakarta.

Pelaksanaan ibadah umroh kolektif ini baru pertama kali dilakukan oleh Pondok yang baru berusia 6 bulan ini. 3 orang pimpinan pondok yaitu, ustadz Luqmanulhakim, ustadz HM Nur Hasan, dan Beni Sulastiyo turut serta dalam rombongan yang dibimbing langsung oleh Ustadz Luqmanulhakim.

Dalam rombongan itu turut serta pula tim aqlam buletin aflaha yang InsyaAllah akan mendokumentasikan catatan perjalan, rekam jejak perjalanan spiritual dan aneka tema lain untuk kemudian disajikan kepada netcitizen di Kota Pontianak khususnya.

Karena perjalanan ini akan berlangsung selama lebih kurang 14 hari, maka insyaAllah akan banyak hal yang dapat disajikan di BuletinAflaha online ini. Kami mohon doa dari para pemirsa agar ibadah umroh kami ini dapat berjalan dengan lancar, diridhoi oleh Allah SWT dan membawa manfaat bagi para peserta dan masyarakat luas.

Umroh kolektif ini didukung oleh SimpananUmroh Baitulmaal PMM AY.

Jumat, 23 Januari 2015

PMMAY BIKIN PUSAT BISNIS

Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamin merilis organ bisnis yang diberinama MAYBIZ MANAGEMENT, Sabtu tadi (24/1). Kegiatan rilis tersebut dipimpin oleh Ustadz Luqmanulhakim yang diwakili oleh HM Nurhasan.
Dalam sambutannya HM.Nur Hasan menyatakan rasa syukurnya atas prakarsa pengurus PMMAY yang berniat baik untuk membentuk organ bisnis sebagai ikhtiar dalam mencari pemasukan untuk membiayai program Pondok. Ia juga merasa gembira karena MAYBIZ Management akan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islami yang berlandaskan keimanan dan kehidupan berjamaah. "Atas nama Pimpinan PMMAY saya sungguh mengapresiasi berdirinya organ ini, ujar HM.Nurhasan tersebut.

Beni Sulastiyo, salah satu Pimpinan PMMAY yang beetugas membentuk organ tersebut menyatakan bahwa MAYBiz didirikan untuk 4 misi utama, yaitu bertugas mengusahakan dana untuk membiayai kegiatan Pondok, sebagai organ yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi para pengurus Pondok, sebagai pilot project yang menerapkan sistem ekonomi berjamaah, dan sebagai organ dakwah dalam ruang juang ekonomi ummat. Beni juga menambahkan bahwa kegiatan ekonomi tak boleh terpisah dalam aktivitas dakwah. "Kita ingin mengabarkan bahwa Islam itu adalah agama yang juga mengurusi ekonomi ummat dan dapat berjalan bersamaan dengan ibadah ubudiyah.
Sekarang ini banyak pihak yang ingin memisahkannya.
Akhirnya terjadi split. urusan dunia tak boleh dicampurkan dengan urusan akherat. Saya pikir ini pendapat yang keliru", tambah Beni.
Kegiatan launching tersebut dilaksanakan secara sederhana melalui penyerahan plank nama perusahaan yang diwakili oleh Bobby Anta Maulana, Shidieq, Indra, dan Ridha kepada H.M.Nurhasan yang didampingi oleh Beni Sulastiyo dan Al Kautsar (general manajer PMMAY) serTa disaksikan oleh peserta ForumSMK.

Rabu, 21 Januari 2015

Pontianak Bakal Punya TV Swasta Baru

tv munzalan, tv swasta dengan misi dakwah
Kota Pontianak bakal memiliki stasiun televisi swasta lokal baru yang diberi nama TV Munzalan. Karena alhamdulillah, atas izin Allah akhirnya telah disepakati berdirinya TV swasta lokal tersebut dalam sebuah musyawarah antara aktivis dakwah yang bergabung di PMMAY dan tokoh masyarakat serta pengusaha muslim pada hari Rabu, 21 Januari 2014, pukul 10.15 WIB di Restoran  Beringin Jl. A Yani Pontianak.
TV Munzalan adalah sebuah TV dakwah yang diprakarsai oleh PMMAY Pontianak yang memiliki misi sebagai TV dakwah.
Selain menyepakati berdirinya TV bermisi dakwah tersebut, dibentuk pula susunan direksi dan komisaris yang diamanahi untuk mengelola stasiun tv swasta lokal tersebut. Adapun susunan pengelola yang disepakati adalah Adi Pratama sebagai Direktur Utama, Andi sebagai Wakil Direktur. Sedangkan komisaris terdiri dari H.Syafaruddin, Beby Nailufa serta Boby.
Hasil musyawarah yang dipimpin oleh ustadz Lukmanulhakim tersebut dirumuskan setelah mendengarkan paparan  rencana pendirian televisi dakwah yang disampaikan  Faisal dan H.M.Nurhasan. Dalam paparan yang dimoderatori oleh Al Qaustar, General Manager PMMAY itu, Faisal menjelaskan bahwa tujuan utama pendirian TV Munzalan itu adalah untuk menambah semarak syiar dakwah di Kalbar melalui media televisi yang telah dipelopori terlebih dahulu oleh Mujahiddin TV. "TV Munzalan akan bersinergi dengan televisi dakwah lokal yang telah ada serta akan mengupayakan pula sinergisitas dengan tv dakwah nasional", jelas Faisal.
Peserta Musyawarah Komisaris TV Munzalan
Faisal menambahkan bahwa perbedaan antara Mujahiddin TV dan TV Munzalan hanya pada jenisnya saja. "Kalau Mujahiddin TV itu TV yang berbasis komunitas yang tidak boleh beroperasi secara komersial, sedang TV Munzalan adalah TV komersial yaitu stasiun televisi yang diperbolehkan untuk menayangkan program komersial sebagai pemasukan pendapatan bagi pengelola televisi untuk membiayai operasional dan pengelolaan televisi", papar Faisal.
Ustadz Luqmanulhakim menyatakan bahwa dirinya sangat bersyukur atas hasil pertemuan yang diikuti oleh sekitar 20an peserta tersebut. "Saya sangat berayukur karena Allah SWT telah memberikan kemudahan untuk merealisasikan rencana pendirian televisi dakwah ini. "Saya mengucapkan terimakasih yang tak terhingga atas dukungan para peserta musyawarah pasa malam ini", ujar ustad Luqman.

Senin, 12 Januari 2015

Persaudaraan itu...

Yang mengikat tali persaudaraan itu bukan sekedar sama-sama percaya bahwa tiada Tuhan selain Allah, tapi juga dapat sama-sama untuk memperjuangkan sikap bahwa hidup itu jangan pernah sekali-kali bergantung dengan siapapun dan meyakini untuk jangan pernah sekalipun menjadikan materi dan kekuasaan sebagai tujuan utama dalam hidup kita.
Yang mengikat tali persaudaraan itu bukan sekedar percaya bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah, tapi juga sama-sama terus meyakini bahwa tak ada satupun kitab yang terjaga kemurniannya dan terbukti kebenarannya selain Kitab AlQura'n yang diturunkan Allah melalui Rasulullah SAW.
Yang mengikat tali persaudaraan itu bukan sekedar kesamaan perilaku dalam beribadah, namun juga kesamaan dalam memandang bahwa setiap orang berhak untuk dekat dan berinteraksi langsung dengan Tuhan yang menciptakannya, tanpa perantara, tanpa sekat.
Yang mengikat tali persaudaraan itu bukan sekedar kesamaan keyakinan tapi juga kesamaan kehendak yang kuat untuk berperan aktif membebaskan saudarnya dari ancaman orang lain, dari haus dan lapar, serta dari ketertutupan akses atas ilmu dan pengetahuan.
Untuk Saudara baru kami: Hendi Marselius.
(Bungben)

Kamis, 08 Januari 2015

Bajakan

Oleh: Ridha Ananda Cipta


Ridha Ananda Cipta
Dari hadist riwayat Muslim, Nabi Muhammad Sallahu’alaihi Wassalam berkisah, bahwa ada seorang laki-laki yang sedang dalam perjalanan safar yang panjang, bajunya lusuh dan berdebu, lalu dia menengadahkan kedua tangannya ke arah langit sembari berdo’a, “Wahai Rabbku wahai Rabbku” dia pun meminta kebutuhannya. “Tetapi dia makan dari makanan yang haram, dia minum dari minuman yang haram, tubuhnya dibalut pakaian yang haram, dan dia ditumbuhkan dari daging yang haram. Bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan?!”
Kita semua sangat tahu bahwa mencuri adalah perbuatan maksiat, yang mana hasil curian tersebut berstatus haram. Lazimnya pula yang dianggap mencuri adalah hanya apabila pencurian dilakukan  terang-terangan alias sudah jelas bahwa hal tersebut adalah pencurian, seperti mencuri dompet, barang-barang, uang, pun termasuk korupsi. Maka, semua barang yang dibeli dari uang/hasil tersebut, bila dimakan akan jadi makanan haram, jadi daging haram, yang berdasarkan hadist di atas akan menghalangi seseorang dari terijabahnya do’a sekalipun keadaannya sangat memenuhi kriteria dikabulkannya do’a.
Satu yang sering kita lupa adalah bahwa di hadist tersebut pun disebut “tubuhnya dibalut pakaian yang haram”.  Zaman sekarang sangat lazim kita sering tak sadar (atau memang sadar, tapi sengaja) sering menggunakan pakaian haram. Haram bukan disebabkan mencuri pakaian dari jemuran orang atau mencuri pakaian dari minimarket, tetapi haram sebab pakaian yang kita gunakan berstatus ‘KW’.
Barang KW adalah barang tiruan yang dibuat tanpa seizing pemilik merek dan atau pemilik desain pakaian tersebut yang dibuat (biasanya) dengan kualitas dibawah pakaian ori, ini juga bentuk pencurian, paling tidak pencurian ide. Jenisnya pun bisa beragam, mulai baju, celana, sepatu, kaos kaki, topi, jam hingga (maaf) pakaian dalam, hampir semua yang kita gunakan saat ini paling tidak ada yang KW.
Lalu saatnya kita bermuhasabah, mengapa do’a kita tak kunjung dikabulkan Allah: “tubuhnya dibalut pakaian yang haram”.
Lebih parahnya, di era kemajuan tekhnologi, ada hal lain yang kita konsumsi yang juga haram tetapi sudah dianggap amat lazim. Hal yang lebih krusial sebab begitu mempengaruhi pikiran kita.
Mari periksa di diri kita:
Apakah musik bajakan yang kita dengar itu halal?
Apakah buku bajakan yang kita baca itu halal?
Apakah apakah film bajakan yang kita tonton itu halal?
Apakah Operating System (OS) computer yang sehari-hari kita gunakan untuk mencari nafkah itu kita halal?
Apakah software pendukung yang memudahkan kita mengoperasikan komputer itu halal?
Lalu apakah hasil pekerjaan yang menggunakan peralatan bajakan itu bisa kita bilang halal?
Jika masih ada jawaban “tidak” diantara pertanyaan di atas, maka tinggal satu pertanyaan lagi: Pantaskah kita marah-marah kepada Allah sebab do’a yang tak kunjung dikabulkan?
Lagi, mari kita bermuhasabah, terlebih bagi kita yang dengan SENGAJA memilih barang KW atau bajakan, dari pada barang ori, hanya dengan alasan “lebih murah” atau “gratisan”.
Berikut beberapa tips agar kita terhindar dari ‘mencuri’:
  • Sesuaikan gaya dengan kebutuhan, pakaian rapi tak memerlukan merek terkenal
  • Carilah alternatif-alternatif gratis yang memang dari awalnya gratis, seperti mengubah OS bajakan yang sehari-hari digunakan menggunakan OS yang gratis.
  • Hindari segala sesuatu yang berbau bajakan, yang asli tentu lebih baik secara agama dan kualitas
  • Jangan memaksakan diri bila memang tidak mampu membeli barang asli.
  • Pelan-pelan singkirkan/buang/hapus barang, pakaian, musik, film, software dan sebagainya yang berstatus bajakan atau KW.
  • Biasakan membeli dan menggunakan barang asli, walau membayar lebih sebab memang ada hak penghargaan atas pengkreasinya, pun ada kualitas yang lebih baik yang sepadan dengan harga.
  • Mulailah dari hal yang paling bisa dirubah, contohnya tak lagi membeli kaus kaki berlogo ‘centang’ dengan harga yang tak lazim (murah).


Percayalah: “Sesungguhnya kamu tidak meninggalkan sesuatu (keburukan) karena takwamu kepada Allah, melainkan Allah pasti akan memberimu ganti yang lebih baik darinya” (HR. Ahmad)

Rabu, 07 Januari 2015

Hidup Anda Apes Terus? Ini Solusinya

Ustadz Luqmanulhakim

Oleh: Luqmanulhakim

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita merasa apes. Bisnis gagal terus, berdagang kena tipu, barang yang disayangi hilang, pergi kerja diserempet mobil, dsb. Motivasi hidup tergerus, semangat jadi hilang, mudah depresi, mudah marah, merasa hidup tak berguna lalu berujung pada stress.

Lalu bagaiana caranya agar kita dapat terhidar dari apes, atau dalam bahasa prokemnya, terhindar dari kesialan? 

Lawan dari apes atau kesialan adalah keberuntungan. Orang barat menyebutnya luck, orang tionghoa mengatakan hoki. Nah ini ada tips dari Allah SWT dalam surah Annur:24. Allah memberikan tips kepada kita untuk bertaubat agar dapat memperoleh keberuntungan. 

Bertaubat adalah sebuah mekanisme membersihkan hati dari kesalahan dan yang pernah kita lakukan lalu berjanji dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya lagi. Dengan bertaubat hati menjadi bersih, jiwa akan lebih tenang. Hati yang bersih dan jiwa yang tenang membuat fikiran kita menjadi peka, menjadi lebih fokus. Saat itulah Allah akan membukakan hati kita agar lebih mudah menerima petunjuk dariNya

Dalam Albaqarah Ayat 5.  Allah menjelaskan bahwa orang yang berntung adalah orang yang mendapat petunjuk dari allah. Petunjuk tersebut dapat berupa ide, gagasan, dan masukan dari manusia dan alam semesta. 


Oleh karena itu jika kita ingin hidup kita beruntung, bertaubatlah. Kembalilah kepada Allah. (bb)


Lipatgandakan Potensi Kita

Oleh: Luqmanulhakim

Tugas utama manusia diciptakan adalah mengabdi kepada Allah. Pengabdian ini menjadi sebuah kesadaran yang wajib kita miliki. Nafas kita, gerakan mata dan tubuh kita, langkah kita, aktivitas kita, kerja kita, hingga perjuangan kita harus diliputi oleh kesadaran mengabdi kepada Allah.

ustad Luqmanulhakim di Forum SMK
Nah, kesadaran ini sangatlah dahsyat, karena dapat melipatgandakan energi kita, dapat melipatgandakan munculnya potensi yang kita miliki. Kok bisa?

Ya bisa, karena ada keikhlasan di situ, ada kejujuran di situ. Ikhlas bahwa apapun yang kita lakukan bukan karena ingin dipuji, bukan karena kita mengharapkan imbalan, bukan karena kita punya kepentingan kepada orang lain. Jadi kita akan tetap bekerja walau tak ada seorangpun yang memuji kita. Kita akan tetap melakukan yang terbaik walaupun tak ada imbalan yang dijanjikan kepada kita.

Inilah rahasia, mengapa di era Rasulullah, para Sahabat dapat membuat hal-hal yang spektakuler. Demikian pula diera para tabiat dan tabiin. Kesadaran tauhid demikian hebatnya. Hasilnya kita tahun sendiri, betapa besar sumbangan Islam terhadap peradaban dunia yang lebih hebatnya lagi dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Dan ingatlah tak banyak yang bisa dilakukan oleh seorang yang egois, yang melakukan segala sesuatu untuk dirinya sendiri atau karena ingin menuai pujian dan imbalan orang lain.


Nah, ummat islam akan semakin kuat jika landasan pengabdiannya hanya ditujukan kepada Allah semata, Sang Maha Pemimpin yang telah menganugrahkan nikmat tak terhingga sehingga kita dapat menghirup nafas sebanyak yang kita suka, sehingga kita dapat meminum air sekuat yang kita bisa. Tanpa perlu membayar tanpa syarat apapun.

Olehkarenanya jika kita ingin menjadi pribadi yang kuat, pegang erat tauhid, cengram dengan kuat keyakinan bahwa hidup ini hanya untuk Allah, bukan untuk kita, bukan untuk dan karena atasan kita, bukan untuk anak istri kita, bukan untuk siapa-siapa.tapi semata-mata hanya untuk allah. Allahuakbar! (bb).

TIPS MUSTAHIL MISKIN: Rahasia Mendapatkan Lebih Banyak Rezeki


Oleh: Luqmanulhakim


Sesungguhnya kita sudah mengerti bahwa Allah lah yang mencukupi rezeki umatnya. Akan tetapi bagaimana caranya agar rezeki yang diberikan Allah lebih banyak lagi? Ga usah pikir panjang lagi. Ikuti saja petunjuknya dalam Al-Baqarah:245, Allah Berfirman:


"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan/ menginfakkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan".

Nah itulah rahasianya, nafkahkan/infakkan rezeki yang kita miliki di jalan Allah.

"Wah ga mungkinlah.ini uang pas-pasan untuk beli beras siang ini. Kalau dinafkahkan dijalan Allah, gimana anak-anakku makan?".

Lha jika kita berniat untuk menjadikan anak-anak kita menjadi orang yang teguh keimanan dan ketakqwaannya, jika kita berniat menjadikan anak-anak kita pejuang untuk menegakan KalimatNya di muka bumi, maka apa yang kita berikan kepada anak-anak kita sama dengan menafkahkan rezeki di jalan Allah. Dan jika Kita nafkahkan maka Allah menjamin melipatgandakan rezeki kita.

Persoalannya sekarang untuk apa kita memberi makan anak-anak, istri kita, keluarga kita. Lalu tanyakan pula untuk apa sepatu yang kita beli, baju, handphone, motor atau mobil. Untuk diri sendiri, untuk gagah-gagahan atau untuk infak di jalan Allah?

Nah, kalau kita ingin berlimpah rezeki, maka saatnya untuk mengganti niat kita, mengganti alasan terhadap uang yang kita keluarkan. Niatkan dengan kuat di dalam hati bahwa semua uang yang kita keluarkan adalah sebuah infak di jalan Allah. Mudah-mudahan apa yang telah kita keluarkan akan dikembalikan berlipat ganda oleh Allah SWT, amiin. Salam mustahil miskin.(bb)

TIPS MUSTAHIL MISKIN: 4 Level Rezeki

Oleh: Luqmanulhakim

Ternyata, Allah itu sudah memberikan kita banyaaaaak sekali rezeki. NAmun karena kelalaian kita, maka seringkali tak pernah kita rasakan. Lalu kitapun selalu merasa kekurangan. 

Agar kita terhindar dari kelalaian atas limpahan rezeki dari Allah SWT, ada baiknya kite mengenal berbagai jenis rezeki yang Allah limpahkan kepada kita. Setidaknya terdapat 4 level rezeki yang telah Allah siapkan untuk manusia.

1. Rezeki Mahluk 
2. Rezeki Orang yang Berusaha 
3. Rezeki Orang yang Bersyukur 
4. Rezeki Orang yang Bertaqwa 

Rezeki Mahluk itu adalah rezeki yg sudah disediakan oleh Allah. Kita tak perlu berusaha keras untuk mendapatkannya, karena Allah telah cukupkan rezeki itu untuk kita semua, walaupun kita tak mengusahakannya. (QS 11: ayat 6). 


Rezeki orang yang berusaha itu rezeki yang dicari. Allah akan memberikannya kepada siapapun yang mengusahakan untuk mendapatkannya, sesuai yang kita usahakan (QS 53:ayat 39). 

Rezeki orang yang bersyukur itu adalah rezeki yang dijemput oleh manusia dengan cara-cara yang telah diprintahkan Allah kepada kita. Cara menjemputnya macam-macam. Bisa dengan berterima kasih kepada Allah, sehingga Allah akan tambah rezeki tersebut. Bisa pula dengan cara bersedekah dan berbagi. Semakin rajin kita bersedekah dan berbagi, semakin banyak rezeki yang Allah limpahkan kepada kita, baik materi maupun imateri. (QS 14:7). 

Sedangkan rezeki orang yang bertaqwa itu adalah rezeki yang diantar Allah melalui wasilah makhluk karena ketaqwaan kita. Misalnya banyak cerita pengusaha yang justru memperoleh keuntungan berlipat ganda setelah meninggalkan riba. Padahal dalam logika orang awam tak mungkin pengusaha dapat berhasil tanpa berhubungan dengan lembaga keuangan yang menerapkan riba. Tapi nyatanya banyak sekali orang yang sukses bisnisnya karena tak mau masuk dalam sistem riba. Nah bagi mereka yang berusaha dengan alas taqwa ini, maka Allah akan antarkan rezeki keada kita dari sumber yang tak disangka-sangka (QS65:2-3). 

Nah dengan menyadari 4 tingkatan rezeki itu mudah-mudahan kita dapat menyadari betapa ALlah telah melimpahkan begitu banyak rezeki kepada kita. Dan apabila kita ingin Allah lipat gandakan rezeki kepada kita, maka berusahalah, bersyukurlah, dan bertaqwalah. Karena dengan melakukan ketiganya maka kita akan lepas dari jerat kemiskinan dan hidup dengankeberlimpahan rezeki. Salam Mustahil Miskin!! (bb)

Jam Susu Sapi

Capek juga nulis, hihiii. Hiburan dikitlah. Ini ada koleksi tentang video yang buat ngakak. Yang buat cerdas banget. Ngajarin kita think out of the box. Videonya tentang jam susu sapi. Selamet menikmati.


Selasa, 06 Januari 2015

We Are Nothing dan Mustajabnya Doa

Sering kali dalam hidup kita merasa kuat, merasa hebat. Kita sering mengatakan bahwa ini rumahku, ini mobilku, ini kerjaan ku, ini bisnis ku. Kata-kata itu  yang sering muncul dalam benak dan lisan kita. Termasuk kata-kata ini istriku, ini anakku. Padahal, jangankan mau mengontrol hati istri, atau mau mengontrol hati teman atau patner bisnis, atau mau mengontrol hati anak buah, kalau kita seorang bos, memindahkan jerawat di wajah dari kiri ke kanan saja kita tak bisa. Menahan tumbuhnya uban dirambut pun kita tak bisa. Menahan tumbuh sariawan kita tak bisa. Menahan kencing dan buang air besar juga tak bisa, apalagi meminta malaikat menunda mencabut nyawa kita. Semua diluar kontrol kita. Begitu disampaikan Ustadz Luqmanulhakim SE.I, MM, salah satu pimpinan PMMAY, saat ditemui Buletin Aflaha disela-sela kesibukannya.

Ustadz Luqman menambahkan bahwa dalam konteks inilah maka Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamin (PMMAY) mengenalkan jargon We Are Nothing sebagai jargon tauhid. Jargon ini juga menjadi antitesa dari jargon-jargon lain yang muncul, misalnya seperti We Are The Best.

Ustadz Luqman menjelaskan bahwa We are nothing itu sesungguhnya adalah ketika kita bisa meletakkan diri kita dibawah, selalu merasa diri kurang, tapi bukan dalam rangka men judge, melainkan dalam rangka meng “Nol” kan diri, supaya tidak merasa sombong. "Jadi kita tetap merasa netral, kapan pun, dimana pun. Sehingga dalam kondisi apapun, kita selalu terkoneksi dengan Allah", kata Ustadz Luqman.

Ustadz Luqman menambahkan bahwa We are nothing itu adalah perasaan dimana ketika kita bertemu dengan orang yang lebih muda dari kita, maka kita akan mengatakan seperti ini “Orang ini lebih muda daripada saya, berarti dia lebih baik daripada saya. Kenapa? Karena saya lebih dulu berbuat maksiat daripada anak muda ini”. Dan yang kedua, ketika kita bertemu dengan orang yang lebih tua dari kita, kita akan mengatakan “Orang ini lebih baik dari saya. Kenapa? karena orang ini lebih dulu beriman dan lebih banyak amal shalehnya daripada saya”.   
Dengan demikian  dalam kesehariannya kita akan sangat netral. Tak pernah merasa dirinya lebih baik. I’m nothing, saya bukan siapa-siapa", kata Ustadz Luqman. 

Dengan kesadaran 'i'm nothing' ini kita akan selalu merasa kecil, selalu merasa hina, selalu merasa nothing. Saat itulah pertolongan Allah jatuh bertumpuk-tumpuk. Pintu langit bukan dibuka, tapi terbuka secara otomatis. Hal ini berdasarkan Al Qur’an Surah Al-A’raf (7) ayat 96 yang terjemahan sebagai berikut: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan” ujar Ustadz Luqmanulhakim.

"Itulah yang disebut Ulul albab. Dengan we are nothing dia selalu terkoneksi dengan Allah. Selalu apapun yang dia minta, bahkan walaupun hanya terbetik didalam hati, diwujudkan oleh Allah" lanjut Ustadz Luqmanulhakim.

"Kalau We are Nothing, Allah is everything. Allah lah yang bisa bikin kita punya jodoh. Allah lah yang bisa bikin kita punya rejeki. Allah lah yang bisa bikin kita punya anak. Allah lah yang bisa bikin kita punya duit. Allah lah yang bisa bikin kita mulia setelah dihina. Allah lah yang bisa bikin kita naik derajatnya". tutup Ustadz Luqmanulhakim. (waliz)

Keunggulan Sistem Pendidikan Pondok Modern Darussalam, Gontor

Oleh: Beni Sulastiyo/ PMM AY Kalimantan Barat


Ini tulisan lawas yang sudah di posting di blog saya www.bungben.blogspot.com. Sayang juga kalau tidak dishare di sini. Mudah-mudahan bermanfaat.

Aktivitas studi banding di Pondok Modern Darussalam Gontor yang kami lakukan selama 3 hari (8-11 Juli 2014) tak hanya memberikan begitu banyak ilmu pengetahuan bagi kami, namun juga memberikan pengalaman spiritual yang penuh hikmah. Bagaimana tidak, ditengah keputusasaan terhadap merebaknya cara berpikir materialistik dalam dunia pendidikan Indonesia kontemporer yang hanya mampu menciptakan manusia dengan jiwa yang kering dengan spiritualitas, manusia yang tumpul semangat, intelektual dan kepeduliannya. Berikut beberapa catatan tentang kehebatan sistem pendidikan di Pondok Modern Darussalam, Gontor Ponorogo.


Sangat banyak keunggulan sistem pendidikan di Pondok Modern (PM) Darusslam. Pondok ini memberikan penekanan yang sangat penting pada niat dan orientasi lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan tak hanya dijadikan ruang untuk mengembangkan peserta didik, akan tetapi dijadikan sebagai ladang amal bagi seluruh stakeholders yang ditujukan kepada Allah SWT semata. Tak ada sedikitpun tampak dari aktivitas Ponpes tersebut yang ingin menjadikan lembaga pendidikan sebagai ladang untuk mencari harta-benda, meningkatkan status pelopor dan pengelolanya. Sebaliknya, pendirian lembaga pendidikan tersebut secara sempura di desain, dikembangkan dan dikelola semata-mata sebagai instrument pengabdian kepada Allah SWT. Niat dan orientasi mengabdi kepada Allah SWT itu dijaga oleh rencana pengembangan dan tata pengaturan yang sangat detail sehingga secara jangka panjang dapat menjaga seluruh stakeholeder (pimpinan, pengelola, pengajar, siswa, lembaga-lembaga pendukung lainnya) dapat mempertahankan niat dan orientasi tersebut.
Berbasis niat dan orientasi yang murni 100% mengabdi kepada Allah SWT tersebut ternyata mampu menggerakan seluruh stakeholders hingga dapat berjalan bersama-sama, bahu-membahu bahkan mengorbankan harta, benda, dan tenaga demi kemajuan pembangunan Pondok. Tak heran dalam waktu yang tak terlalu lama pondok pesantren Darussalam mampu menjadi instrument perjuangan umat, pusat pengembangan peradaban, dan pencetak generasi Islam super yang memiliki kualitas keimanan, ketakwaan, intelektual dan kepribadian yang adiluhung.
Selama 2 hari berinteraksi dan mempelajari serba sedikit tentang Pondok tersebut kami menemukan  begitu banyak fenomena menarik yang mampu meningkatkan keyakinan kita tentang betapa agungnya ajaran Islam. Beberapa fenomena tak biasa yang mampu kami rekam sepanjang ‘perjalanan spiritual’ itu antara lain:

1.         Hasil Peserta didik yang Adiluhung
Saat sampai di Bandara Adisucipto, Yogyakarta, kami dijemput oleh dua orang santri PM Darussalam, yaitu Andika. Mereka berdua adalah santri yang pernah diasuh oleh Ustadz. Liqmanulhakim dan telah menamatkan studi setingkat sarjana. Sepanjang jalan Yogyakarta-Gontor yang memakan waktu sekitar 6 jam, kami terlibat diskusi dengan tema-tema yang beraneka ragam. Saya takjub dengan kemampuan dua orang santri ini dalam melakukan analisis terhadap berbagai fenomena sosial, politik dan ekonomi baik dalam lingkup nasional maupun dalam lingkup dunia dan keberanian serta kemampuan mereka dalam mengemukakan pendapat. Mereka juga mampu merekam dan mereview alas teori dan pendapat para pakar dengan sangat baik. Tak ada statement negatif yang mereduksi semangat dan motivasi lawan bicaranya, tak ada gagasan yang keluar dari bibir kedua santri tersebut tanpa diiringi dengan tatapan mata tajam dan mengkilat. Fenomena ini tak akan bisa kita temukan saat berdiskusi dengan mahasiswa jebolah S2 sekalipun dari kampus-kampus negeri dan swasta umum.  Cakrawala pengetahuannya jauh lebih luas dibandingkan tamatan S2 mahasiswa non Pesantren. Gagasannya jauh lebih bernas, statementnya runtut, jelas dan mudah dipahami. Kedua santri ini begitu sempurna sebagai seorang intelektual muslim. Haus pengetahuan, serta memiliki etika yang baik. Saya yang intensif menjadi lawan bicaranya saat itu langsung berpikir, betapa hebatnya lembaga tempat ia belajar sehingga mampu menghasilkan santri yang hebat seperti kedua orang ini.

2.         Totalitas para Pengajar
Rabu Pagi, tanggal 9 Juli saat mengelilingi komplek kampus Universitas Darussalam, Ustadz. Lukman membawa kami bersilaturahmi dengan Dihyatun Masqon. Beliau adalah ustadz Bang Luqman pada saat menimba ilmu di Insitut Islam Darusslam (INSID).  Ia adalah seorang doktor sastra Arab yang menguasai beberapa bahasa dan memiliki pengetahuan seluas samudra. Pada saat kami bertandang di kediaman beliau, Ustadz Dihyatus baru saja usai memberikan nasehat seorang santri yang akan melanjutkan studi di Jerman. Pada awalnya Ustd. Luqman hanya ingin bersalaman dan mengenalkan kami kepada Ustadz favoritnya itu, namun pada akhirnya kami terlibat diskusi  dalam durasi lebih dari satu jam dengan sosok intelektual yang sangat rendah hati ini. Beliau memberikan berbagai nasehat yang mencerahkan kepada kami seputar masalah pendidikan, tentang arti penting keikhlasan, filosofis memberi, 4 pilar pendidikan, hingga hikmah puasa yang beliau sebut sebagai jalan tol menuju kebahagiaan, serta keagungan sistem pendidikan Islam.  Ia begitu antusias, bergitu semangat dan begitu tulus memberikan nasihat kepada kami. Saya telah banyak mendatangi para intelektual Islam di Pontianak, namun saya tak pernah menemukan sosok intelektual yang memiliki pengetahuan sangat luas, memiliki pengalaman pembelajaran di berbagai belahan dunia namun memiliki penampilan yang sederhana, santun dan tulus seperti beliau. Para intelektual Islam yang saya temukan biasanya enggan telibat diskusi jika ia tak memiliki kepentingan dengan kita, para intelektual Islam kebanyakan, enggan berlama-lama membuang waktu untuk meladeni kahausan orang pinggiran seperti kami yang haus dengan pengetahuan. Para akademisi yang biasa kami jumpai, seringkali mematahkan semangat dan tak memberikan apresiasi atas rencana-rencana kecil yang akan kami lakukan. Sosok Dr.Dihyatun Masqon adalah representasi dari ratusan sosok pengajar di PM Darussalam yang sudah sangat sulit kita jumpai di sekitar kita. Seorang pendidik yang melandaskan niatnya hanya untuk Allah semata, seorang pendidik yang jauh dari hitung-hitungan material-transaksional, seorang pendidik yang berpengatahuan sangat luas namun tetap santun dan rendah hati. Dengan sosok pendidik seperti itu, wajarlah jika Ponpes ini mampu mencetak SDM-SDM yang adiluhung yang tangguh dan mampu menerangi dunia.

3.         Totalitas para pengelola (manajemen)
Para pengelola Pondok, baik yang bertugas di madreasah, di INSID, di UNIDA dan puluhan unit usaha pondok memiliki kaharakter yang tak jauh berbeda dengan kharakter Dr. Dihyatun Masqon, rendah hati, antusias, berpengatahuan sangat luas namun tetap sederhana. Mereka adalah sosok kaum profesional  yang mampu bekerja sepanjang hari bahkan sepanjang saat. Padahal gaji mereka jauh di bawah gaji rata-rata para pengelola kampus atau lembaga pendidikan. Mereka adalah para pengelola yang sangat taat dengan pimpinan dan mendedikasikan semua yang mereka miliki hanya untuk pondok tempat mereka mengabdi. Susah menjelaskan jika ada sekelompok pengeloa Pesantren Anak sholeh (PAS) Baitul Quraan yang bernaung di bawah PM Darussalam masih sibuk terlibat diskusi hingga pukul 11 malam. Sulit menjelaskan para pejabat kampus turut serta menyiram tamanan, menyapu dan membersihkan lantai bersama-sama dengan para santri dan petugas kebersihan. Sulit menjelaskan seorang anak kyai Syukri yang terkenal itu berkenan meladeni kami hingga larut malam untuk menjelaskan aneka persoalan teknis tentang pengelolaan lembaga pendidikan. Namun, begitulah kenyataannya. Kenyataan yang memukul gelembung-gelembung besi kesombongan kita hingga kempes tak tersisa!

4.         Kesederhanaan dan Keikhlasan Total Sang Kyai (leadership)
Rabu malam, tanggal 9 juli kami sowan ke kediaman Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasy, pemimpin Ponpes Darussalam yang begitu disegani oleh seluruh penghuni Pondok yang jumlahnya lebih dari 5000 orang, seorang intelektual muslim yang namanya bersinar tak hanya di Indonesia tapi juga di Dunia. Kami diterima oleh anak Pak Kyai yang bernama Reza. Saat akan beranjak pulang istri Pak Kyai yang biasa dipanggil Ibu Nyai mengantar kepulangan kami lalu mengundang untuk berbuka puasa di rumahnya esok hari. Saat akan pulang, beliau mengajak kami semua untuk menemui suaminya, KH Abdullah Syukri, yang sedang sakit paska mengalami operasi otak yang mengakibatkan hilangnya sebagian besar memori dan kontrol terhadap tubuhnya. Kami merasa doa kami yang begitu ingin bertemu dengan tokoh dibalik keajaiban sistem pengelolaan Ponpes Darusslam ini langsung diijbah oleh Allah SWT. Kami mencium tangan Pak Kyai yang sedang lemah tak berdaya di kursi rodanya itu, ia menatap kami dengan tajam, kami tak sanggup membalas tatapannya yang mengkilat menembus lorong jiwa kami. Kami tak mampu membalas sorot mata sang pemimpin pondok yang telah mendedikasikan 100 persen hidupnya untuk mendidik puluhan ribu santri, kami tak sanggup membalas pemilik sorot mata yang telah berhasil mencetak puluhan ribu ulama yang telah menyebar tak hanya di seluruh Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Kami tak sanggup membalas pemilik sorot mata yang telah mendesain sebuah lembaga pendidikan yang menjadi salah satu kebanggaan ummat Islam di dunia ini. Kami hanya bisa tertunduk sambil berdoa agar Allah SWT memberikan kesehatan untuknya dengan hati yang teriris-iris dan jantung yang berdebar-debar tak tentu bunyi. Saya yakin keinginan kami saat itu sama, kami ingin mengetahui lebih jauh tentang sosok manusia super ini. Tapi tak tau bagaiamana caranya. Namun, harapan kami ternyata diijabah oleh Allah. Saat pulang Ibu Nyai mengampiri Ustadz Lukman dan mengajak kami semua untuk berbuka puasa di rumahnya esok hari. MasyaAllah!!!
Tentu saja ajakan itu tak akan kami sia-siakan. Keesokan harinya kami kembali sowan ke kediaman Pak Kyai untuk memenuhi undangan Ibu Nyai. Kami diterima oleh Mas Reza, Putra Pak Kyai. Mas Reza meminta kami untuk langsung menuju ke belakang, Ibu Nyai menunggu kami di bagian belakang rumahnya tempat berkumpul keluarga yang memiliki hubungan sangat dekat. Betapa bangga hati kami saat itu. Subhanallah, Allahuakbar sore itu hanya ada kami dan keluarga inti Pak Kyai, yaitu Ibu Nyai sendiri, Dua orang putra Pak Kyai beserta istrinya, serta satu orang putri Pak Kyai. Kami terlibat pembicaraan yang demikian hangat dengan keluarga Kyai Besar itu, pembicaraan yang tak berjarak, interaksi yang begitu apa adanya. Kami shalat maghrib berjamaah bersama keluarga inti beliau satu shaf bersama Pak Syukri yang shalat di atas kursi roda, kami mengamini doa Pak Kyai yang beliau sampaikan dengan suara yang begitu lirih, kami juga shalat Isya bersama Pak Kyai dan keluarga intinya di mushola keluarga yang terletak di belakang rumahnya. Shalat isya yang diimami langsung oleh Kyai Syukri. Kami juga melaksanakan shalat tarawih bersama Pak Kyai dan keluarga intinya dengan shaf yang rapat tak berjarak. Subahanallah!
Selama kurang lebih 4 jam kami berinteraksi langsung dengan Pak Kyai Syukri dan keluarga intinya. Sulit bagi kami untuk menggambarkan kesan kami berinteraksi dengan keluarga beliau. Tak ada kata-kata yang bisa mewakili kekaguman kami terhadap cerita Mas Reza tentang cara Pak Kyai mendidik anak-anaknya. Tak ada kata-kata yang bisa mewakili kekaguman kami dengan keramahan ibu Nyai dan keluarga yang tulus, sederhana dan apa adanya. Sulit, sungguh sulit. Mereka begitu sederhananya sehingga membuat kami tak sadar bahwa kami sedang berinteraksi dengan keluarga seorang ulama besar yang dikagumi dunia.
Keikhlasan dan kesederhanaan yang menjadi salah satu filosofis Pondok Pesantren Darusslam ini tak hanya hidup di lembaga pendidikan, tapi juga begitu hidup di jiwa seluruh keluarga Pak Kyai Syukri. Ya Allaaaahhh.
Ternyata inilah rahasia dibalik kehebatan PM Darussalam yang terkenal seantero jagad itu.  Filosofis ikhlas dan sederhana yang hebat itu telah dipraktekan terlebih dahulu oleh seluruh anggota keluarga Kyai Syukri. Beliau menerapkan filosofi s itu secara total se total-totalnya.
Kesederhanaan dan keihklasan keluarga Pak kyai inilah yang menyinari kesederhanaan dan keikhlasan seluruh stakeholder Pondok, para pekerja lepasnya, para santrinya, para ustadznya, para pengelola Ponpes, hingga para profesor doktor yang mengabdikan diri untuk memajukan dunia pendidikan ummat Islam di Pondok Modern Darusslam itu.

5.         Sistem pembelajaran yang detail dan sempurna (methode)
Tak berlebihan jika saya memberikan predikat Pondok Modern Darussalam sebagai Sekolah Kehidupan. Pondok ini bukan sekedar tempat untuk menimba ilmu pengetahuan, namun juga untuk menajamkan kesadaran sebagai Abdi Allah, menyuburkan spiritualitas, mengembangkan kharakter sebagai muslim yang cerdas, disipilin, berjiwa kepemimpinan namun tetap bertakwa dan rendah hati. Sekolah kehidupan itu berlangsung 24 jam dalam sehari bukan hanya 5-6 jam seperti di sekolah-sekolah biasa. Sekolah kehidupan itu dan diselenggarakan dalam seluruh ruang dan waktu yang ada dengan sistem pembelajaran yang diatur dengan sangat detail dan sempurna, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Tak ada satupun aktivitas yang lepas dari sistem pembelajaran dan pengajaran, sejar di ruang kelas, masjid, uang olah raga, ruang makan, hingga ruang tidur. Semua orang melakukan hal yang sama, jam berapa melakukan apa untuk apa dan untuk siapa. Semua orang melakukan dengan irama yang yang begitu indah tanpa tekanan dalam sistem pengaturan yang detail dan sempurna. Semua orang adalah santri dan semua santri adalah guru bagi sesama, semua pengikut adalah pemimpin dan semua pemimpin adalah pelayan bagi yang dipimpin. Semua diatur melalui norma-norma, tata tertib, peraturan dan kesepakatan-kesepakatan tak tertulis.

6.         Sistem Manajemen yang Jenius (manajemen/administrasi)
PM Darussalam adalah sebuah sekolah kehidupan yang berkembang by design. Saya tak pernah melihat sebuah organisasi yang dikelola secara detail. Saya juga tak pernah melihat organisasi yang mampu menjalankan peraturan dengan sangat konsisten sepanjang waktu, sepanjang detik dan selama berpuluh-puluh tahun lamanya.  Saya tak pernah menjumpai organisasi dimana para pemimpin dan pengelolanya mengetahui secara persis berapa jumlah kelas, berapa jumlah pintu dan jendela, berapa jumlah kamar mandi hingga berapa jumlah keran air yang dimiliki oleh pondok. Saya juga tak pernah melihat satu organisasipun yang mampu melakukan sistem perencanaan, pengarahan, pengkoordinasian dan controlling secara detail dan sempurna seprti yang diterapkan di PPondok ini. Saya juga tak pernah melihat sebuah organisasi  yang mengatur kehidupan ribuan orang dimana sang pemimpin dapat mengetahui secara detail dan cepat apapun yang terjadi pada organisasinya. Dan saya sungguh tak pernah menyaksikan seluruh anggota organisasi begitu patuh dengan perintah dan arahan pemimpinnya. Saya tak tahu apa nama sistem manajemen yang diterapkan di Pondok ini. Yang saya tahun manajemen Ponpes ini adalah sebuah sistem manajemen yang jenius yang di ciptakan dan dibangun oleh orang-orang yang jenius pula.

7.         Kemandirian yang Menakjubkan
Selama dua hari berada dalam komplek Pondok Modern Darussalam kami diajak berkeliling oleh Ustadz Lukman mengunjungi unit-unit usaha yang didirikan oleh pimpinan pondok. Sejauh yang kami ingat ada sekitar 32 unit usaha yang dikelola secara langsung dan tidak langsung oleh Pondok. Diantaranya Penggilingan padi, supermarket, percetakan, penerbitan, majalah, toko buku, konveksi, toko bangunan, toko roti, ice cream, air minum dalam kemasan, transportasi, wartel, pengolahan sampah, BMT, radio, televisi, recording, wisma, dan  hotel. Unit-unit usaha tersebut ada yang dikelola dibawah yayasan, di bawah organisasi santri, maupun  organisasi kampus. Yang menarik adalah semua unit usaha tersebut didirikan dalam rangka untuk mensuplai kebutuhan pondok. Sebagian juga didirikan untuk melayani masyarakat umum. Sleuruh keuntungan diserahkan kepada pondok untuk didistribusikan bagi kepentingan pembiayaan operasional pondok dan pengembangan. Dengan demikian sangat sedikit produk atau jasa keperluan pondok yang dibeli dari luar. Faktor lain yang menarik adalah unit-unit usaha tersebut memiliki sistem yang sangat profesional baik menyangkut sistem produksi, sistem pemasaran, sistem pengelolaan keuangan hingga sistem pelaporan. Seluruh unit usaha dioperasionalkan secara sukarela oleh santri. Dengan kata lain para pengelola tersebut tidak digaji. Para pengelola tersebut adalah para santri yang ditugaskan secara khusus berdasarkan keahlian masing-masing. Para pengelola tersebut menjalankan sebuah tugas yang disebut masa pengabdian.  Masa pengabdian berlangsung selama 6 tahun, dimana santri-santri pilihan diberikan tanggungjawab untuk mengelola unit usaha secara sukarela sambil melanjutkan studinya pada jenjang yang lebih tinggi setelah selesai menamatkan jenjang pendidikan tertentu. Sungguh tidak rasional, namun tak ada satupun unit usaha tersebut bangkrut atau mengalami kerugian.  Strategi kemandirian internal yang oleh pimpinan pondok disebut dengan sistem ekonomi protective tersebut sungguhlah menakjubkan. Karena mampu dikelola dengan sangat efisien oleh orang-orang yang secara mental dan intelektual telah dianggap memadai untuk menjalankan roda bisnis secara profesional.

8.         Tradisi ilmu yang hidup
Para pengabdi di lingkungan pondok pesantren pada dasarnya adalah santri yang menimba ilmu di PM Darussalam. Setiap hari mereka terlibat dalam proses belajar mengajar dan praktek keilmuan secara praksis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian Pondok ini memiliki tradisi ilmu yang selalu hidup semua orang berupa menimba  dan mengembangkan ilmu barunya. Jangan heran apabila banyak santri yang mengabdi di pondok ini memiliki pengalaman dalam cakupan internasional. Mereka biasa dikirim ke luar negeri untuk memperdalam ilmu belajar di lembaga-lembaga pendidikan formal, mengisi diskusi, menjadi bagian dari kegiatan pertukaran santri, dsb. Ketika pulang ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkan wajib untuk disampaikan kepada orang lain.  Rumah-rumah ustadsz dan dosen terbuka 24 jam untuk dikunjungi oleh santri yang ingin berdiskusi, atau berkonsultasi. Para ustadz dan dosen ini akan dengan senang hati melayani para santri tersebut dirumahnya. Dengan demikian setiap saat proses diksusi dan pertukaran ilmu pengetahuan berlangsung tiada henti di  lingkungan Pondok Darussalam. Saya belum pernah menemukan sebuah lembaga pendidikan yang memiliki tradisi ilmu yang selalu hidup seperti  PondokDarussalam ini.

9.         Keseimbangan Rasionalitas dan Spiritualitas
Merasakan denyut nadi kehidupan di Pondok Modern Darussalam ini bagaikan meyaksikan peradaban Islam melalui buku-buku sejarah gemilang Islam pada masa kekhalifaan. Seorang santri yang berpenampilan sangat sederhana dan sangat taat menjalankan aktivitas ibadah wajib secara tak terduga adalah seserang yang juga ahli dalam bidang komputer, bangunan, hukum, bisnis, atau teknologi penyiaran. Kemampuan praksis mereka ditopang pula dengan penguasaan basis teoritik yang mapan. Sehingga tak usah heran jika ada seorang santri yang dapat menjelaskan sejarah dan tekhnik pengembangan sebuah software pengolah musik dengan sangat detail dari awal hingga akhir sambil menggunakan sarung dan peci hitam.

10.     Sistem Kaderisasi yang Hebat
Faktor lain yang menakjubkan diPondok ini adalah sistem kaderisasi. Para santri telah dikondisikan sejak awal agar mampu mengatur dan memimpin dirinya, memimpin teman-temannya, dan memimpin sebuah tim ekskul atau tim bisnis. Proses kaderisasi juga diatur sedemikian rupa sehingga terdapat berbagai istilah seperti santri, ustadz, kader, hingga personal yang mewakafkan diri untuk mengembangkan pondok. Kader yang menwakafkan diri tersebut berarti hingga mati ia akan terus berada di lingkungan pondok dan menyumbangkan segala pengetahuan dan keahliannya demi pengembangan santri dan pondok. Para pemimpin juga seringkali memindah tugaskan santri-santri ke bidang tugas yang berbeda, mulai sebagai pekerja kasar, hingga seorang manajer unit usaha. Dengan sistem ini, Ponpes Darussalam tak perlu khawatir akan kekurangan pemimpin di masa yang akan datang. Yang menarik sistem pengkaderan di Pondok ini memiliki standarisasi yang sama. Proses kaderisasi dilakukan dengan 7 cara, yaitu pendidikan, pengarahan, penugasan, pembinaan, pengecekan, dan beberapa point lagi yang saya lupa.



Senin, 05 Januari 2015

Pijit Refleksi di Masjid Kapal

Ada ide dari teman-teman agar masjid juga bisa difungsikan sebagai tempat pelayanan publik. Munculah usulan membuat rumah sehat. Eh tak disangka-sangka datanglah Awan jauh-jauh dari Ngabang, Kabupaten Landak, lalu menawarkan diri membuka praktek pijit refleksi. Awan adalah seorang anak muda yang punya keahlian pijit memijit. Iapun seorang ahlii pijit yang taat beribadah.
Tak tau dapat rekomendasi dari siapa, Bang Awanpun datang jauh jauh dari
Ngabang lalu berlabuh di Masjid Kapal Serdam dan menawarkan jasa pijit refleksi di Masjid Kapal.
Tawaran disambut baik. Lalu oleh H.M Nur Hasan ketua lembaga masjid Kapal, Bang Awan diberi fasiltas penginapan dan ruang praktek.
"Jadi kalau ada jamaah yang pegel-pegel atau punya penyakit, silahkan shalat jamaah di masjid
Kapal, habis shalat bisa langsung disambung dengan pijet refleksi", ujar H.M. Nur.

GINI CARA ORIENTALIS MENDANGKALKAN AKIDAH

Banyak cara yang digunakan oleh orang-orang yang membenci Islam melakukan pendangkalan akidah dengan membelokan sejarah. Salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh kaum orientalis atas sejarah Cut Nya' Dien. Pahlawan wanita yang gagah berani tersebut dilukis dengan penampakan seorang perempuan bersanggul tanpa hijab. Padahal sesunggunya Cut Nyak; Dien yang notabene seorang muslimah yang taat tersebut menggunakan hijab. Gawatnya pemerintah Indonesia turut serta dalam pendangkalan akidah ini dengan turut serta mensosialisasi  lukisan Cut Nyak Dien tanpa Hijab.Padahal dalam ajaran Islam seorang wanita muslim itu wajib menutup auratnya. Termasuk menutup rambutnya.  
Foto di sebelah kanan yang ada diblog ini diambil dari fb seuramoe mekkah dimana setelah diverivikasi adalah foto seorang muslimah 
Aceh yang hidup sejaman dengan 
Cut nyak dien. muslimah yang berhijab tersebut adalah istri dari panglima polimsalah seorang ksatria aceh yang juga seorang pahlawan nasional. foto tersebut menggambarkan penampilan perempuan aceh dari kalangan bangsawan. 
Walaupun demikian tulisan dibawah ini bisa dijadikan wawasan kritis agar kita lebih waspada dengan cara-cara halus orang-orang tertentu yang terbiasa melakukan pendangkalan pemahaman melalui plintiran sejarah. 
Oke selamat membaca.

Berikut tulisan yang diambil dari sebuah Facebook Seuramoe Mekkah.

Seorang penulis buku yang menemukan foto aslinya Cut Nyak Din dari negara penjajah adalah sosok muslimah yang menutup aurat. Jahatnya skenario kaum penjajah terus ditanamkan kepada anak-anak bangsa Aceh dan seluruh masyarakat Indonesia, sehingga sejarahpun diplintirkan dan disuguhkan dengan bahasa yang manis, bahkan masuk menjadi memori yang tidak akan terlupakan, pelajaran sejarah di negeri kapitalis.

Dalam pelajaran sejarah, banyak pahlawan perempuan Aceh yang digambarkan bersanggul, seperti Cut Nyak Din, Cut Meutia, dan Panglima Laksamana Malahayati.

Aceh barangkali satu-satunya di dunia ini yang punya Angkatan Laut dipimpin perempuan, dan masih banyak lagi pahlawan-pahlawan perempuan aceh lainnya.

Saking alerginya pemerintah sekuler pada Islam yang benar, foto seorang muslimah yang menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya sanggup mereka rubah menjadi gambar wanita yang terbuka auratnya, walaupun itu seorang wanita pahlawan nasional sekalipun.

Lihatlah foto asli ini dan lihatlah apa yang dilakukan sekuleris dengan gambar-gambar beliau di buku-buku pelajaran sejarah.

Disini terlihat jelas, dibawah sistem sekuler, negara bukannya melindungi dan memurnikan akidah umat, tapi justru jadi biang perusakan akidah umat.

Kita mengetahui juga bagaimana upaya VOC dan Belanda, untuk menekan kekuatan iman masyarakat Aceh. Mereka mengirim para misionaris, untuk mengusik keimanan masyarakat Aceh yang telah mengkristal dengan islamnya.

Di pemerintahan Orde Baru, yang memulai jalan sekulerisasi di seluruh bidang, menekan masyarakat untuk tidak membangkitkan nilai-nilai keislaman yang tinggi. Akibatnya, masyarakat Aceh sempat luntur keimanan mereka kepada Allah.

Namun, kekuatan iman yg begitu kristal itu tetap saja terus melahirkan hasil. Salah satunya, upaya Aceh untuk membumikan islam sebagai syariat manusia, telah diupayakan. Meskipun campur tangan sekuler tetap terlibat didalamnya.

Luar biasa...catat !!! Mereka muslimah yang taat !!!

*sumber: Facebook Seuramoe Mekkah

Minggu, 04 Januari 2015

Surga di Ujung Jari

Beruntunglah para generasi dunia maya yang sebagian besar anak-anak muda. Kita beruntung karena punya kesempatan yang lebih besar untuk menghuni surga. Terlebih para pengguna smartphone berbasis android dan pengguna media sosial. Surga itu seakan-akan berada di ujung jari. Demikian yang disampaikan Ustadz Luqman,Pimpinan Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamin (PMMAY)
pengurus PMMAY dari kiri Indra, Ardiansya, dan Ivan
Pontianak saat ditemui Buletin Afalaha tadi pagi (5/1).

Perkembangan teknologi informasi yang sangat dahsyat dan Perkembangan aplikasi media sosial, menurut ustadz Luqman telah semakin memudahkan orang untuk menyebarkan informasi secara massif. Sebuah informasi dapat menyebar ke ratusan, ribuan, bahkan berjuta orang hanya dengan menggerakan jari ke tombol 'share' dan menekannya. "Bayangkan kalau informasi yang dishare itu adalah informasi yang baik atau informasi yang bermanfaat, maka mereka yang menshare akan terus menerus mendapatkan pahala. Dan jika kita istiqomah menekan tombol share atau menekan tombol broadcast pada BBM dalam rangka  turut serta menyebarkan kebaikan, maka di hari kiamat nanti bisa jadi sebagian besar penghuni surga itu berasal dari pengguna social media semua", ujarnya sambil tersenyum.

Hal ini menurut Ustadz Luqman seperti yang disampaikan Rasulullah dalam hadist Buchari Muslim:
"Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya'."

"Nah bisa dibayangin berapa banyak pahala yang akan didapat para pengguna media sosial jika hasil share nya dishare lagi ke orang lain, lalu orang yang mendapatkan informasi itu mengamalkannya. Dahsyat bukan?", ujar ustadz Luqman.

Namun demikian Ustadz Luqman mengingatkan agar para netcitizen menghindarkan menshare informasi-informasi yang tidak bermanfaat atau mengandung hal-hal negatif. "Jika yang negatif ini disharekan lalu ter share secara multiple, nanti malah bukan surga yang akan didapatkan. Karena dalam Surat Annisa 85 Allah berfirman, - Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. ", tambah ustad Luqman.

Nah, sekarang mari mulai biasakan menekan share untu informasi-informasi yang bermanfaat dan bernilai kebaikan. Mulai dengan menshare tulisan jni juga boleh! (Bungben)

PMMAY DORONG KERJABERSAMA BISNIS PENGUSAHA MUSLIM

Pimpinan PMMAY dari kiri, Ustadz Luqmanuulhakim,
Beni Sulastiyo, HM.Nurhasan
Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamin (PMMAY) berencana akan membentuk Islamic Business Center (IBC) yang bertujuan untuk mendorong kerjabersama antar pengusaha muda muslim. Kerja bersama bisnis (KBB) itu bahasa kerennya bisnis berjamaah.  Ustadz Luqmnanulhakim, Pimpinan PMM AY membenarkan adanya rencana tersebut. Namun, menurutnya konsep konkritnnya baru disiapkan. "Kami telah melakukan kajian rutin untuk mendorong pengembangan ekonomi berjamaah melalui forum khusus yang digelar setiap Ahad pagi. Nah mudah-mudahan IBC ini dapat menjadi solusi konkritnya", ujar ustad Luqman, 

Beni Sulastiyo,  salah satu Pimpinan PMM
AY yang menjadi Ketua Tim perumus konsep IBC bersama H.M. Nurhasan  menjelaskan bahwa Kerja Bersama Bisnis itu berbeda dengan kerja sama bisnis. Kerja Bersama Bisnis itu tidak mesti harus berupa joint usaha yang berorientasi pada keuntungan. Kerja Bersama Bisnis dapat pula berbentuk komitment 2 atau lebih pengusaha untuk memecahkan persoalan bersama. Secara tekhnis Beni mencontohkan, ketika para pengusaha muslim merasa penting untuk beraktivitas di sebuah kawasan strategis namun urung karena tak mampu membayar biaya sewa yang lebih tinggi, maka para pengusaha tersebut dapat berkolaborasi menyewa properti tersebut secara patungan beramai-ramai. Biayanya ditanggung bareng-bareng sehingga lebih ringan. Dengan demikian biaya investasi dapat ditekan seminimal mungkin. "Jadi KBB lebih merupakan sebuah proses relationship yang sifatnya strategis diantara 2 atau lebih pengusaha", ujar Beni.

Untuk mendorong terwujudnya tradisi tersebut, PMMAY sedang menyiapkan konsep taktisnya dengan membuat semacam lembaga kerja bersama yang dapat dibentuk oleh siappun. Namanya sudah ada, yaitu Islamic Business Center (IBC). "Nah IBC ini dapat dapat didirikan oleh siapapun dengan sistem yang akan kami siapkan nantinya", tambah Beni.

Beni menambahkan bahwa pada bulan Januari nanti PMMAY akan membuat satu buah pilot project IBC yang akan dibentuk di Sungai Raya Dalam. "InsyaALlah ustadz Luqmanulhakim akan meluncurkan IBC pertama pada pertengahan Bulan Januari 2015, nanti", ujar Beni.



Tak Ade Cerite Orang Bersedekah itu Tambah Sengsare

Dari kiri, Yandi (naggota DPRD Kota Pontianak),
Amin (Ketua PWIPNU Kalbar, Beni S (Pimpinan PMMAY)
Tak ada ceritanya orang yang gemar bersedekah itu tambah sengsara.
Tak terhitung orang yang telah membuktikannya. Kegemaran bersedekah itu ternyata juga menjadi sifat Gus Dur jauh hari sebelum beliau menjadi Presiden. Demikian yang disampaikan oleh Beni Sulastiyo, Pimpinan Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamin Pontianak dalam acara diskusi panel Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat, Rabu, 31 Desember 2014.
Beni memaparkan bahwa cara Gus Dur bersedekah itu sangat ekstrem. Beni berkisah bahwa suatu ketika, pada tahun 80an Gus Dur pernah menyedekahkan seluruh uang hasil penjualan mobil satu-satunya yang ia miliki kepada seorang kyai yang pesantrennya sedang dilanda masalah keuangan. Padahal rencana awal uang hasil penjualan itu akan dijadikan modal awal untuk memulai bisnis pabrik kecap yang diajukan istrinya. Bukan sebagian yang ia sedekahkan, tapi seluruhnya. Aksi sedekah Gus Dur ini sempat membuat istrinya komplain dengan Gus Dur karena berakibat pada batalnya pembangunan pabrik kecap yang sudah diimpikan berbulan-bulan lamanya.

Sedekah ekstrem yang dilakukan oleh Gus Dur itu menurut Beni ternyata tak lantas membuat Gus Dur dan keluarganya tambah menderita. Bahkan sebaliknya, popularitas Gus Dur semakin melesat dan berpuncak saat ia dipercaya menjadi presiden 19 tahun kemudian.

Apa yang dilakukan oleh Gus Dur sebaiknya dapat kita contoh. "Gus Dur telah memberi kita pelajaran bahwa tak ada jalannya orang yang bersedekah dan bekorban itu bakalan tambah sengsara.

"Hukum Alamnya malah justru kebalikannya. Siapa yang gemar bersedekah maka dia pasti tambah sejahtera. Siapa yang gemar berkorban, maka ia pasti tambah mulia", ujar Beni.

Menurut Beni, Gus Dur juga sangat gemar bersedekah ilmu. Sebuah penelitian menunjukan bahwa hingga menjelang wafatnya, Gus Dur telah menulis lebih dari 400 judul buku. Kalau ditambah dengan artikel dan makalah di berbagai forum, jumlah tulisan Gus Dur mungkin bisa ribuan jumlahnya. "Nah seperti juga sunatuLlahnya sedekah itu, sedekah ilmupun tak lantas membuat Gus Dur kehabisan ilmu. Ilmu pengetahuan beliau justru semakin banyak", tambah Beni di hadapan 50an pengurus PWIPNU Kalbar.

Beni menyayangkan bahwa saat ini generasi mudah sudah mulai meninggalkan amalan bersedekah materi dan ilmu ini. Jadi jangan heran jika kita merasa semakin miskin dan semakin bodoh dalam pengembangan ilmu pengetahuan. "Sudah saatnya kini kita mengamalkan amalan Gus Dur yang luar biasa itu. Sedekah itu tidak terkait dengan faktor kemampuan, tapi kemauan", tambah Beni.

Amin, ketua PWIPNU kalimantan Barat menyatakan bahwa diskusi tersebut ia gelar sebagai kegiatan perdana pengurus PWIPNU yang baru saja terpilih. Walaupun belum dilantik, kami telah menggelar kegiatan diskusi panel ini sebagai penghormatan terhadap Gus Dur sang Guru Bangsa. "Mudahan melalui diskusi panel ini kita semakin mencintai dan memahami Gus Dur sebagai salah satu tokoh Nu yang banyak jasanya bagi bangsa ini", ujar Amin.

Sabtu, 03 Januari 2015

Haji Aman Muallaf yang Sukses di Bisnis Kuliner

 Haji Aman sedang mengolah
pesanan customer
Kalau Anda ke Kota Singkawang pasti pernah lihat Mie Kering Haji Aman. Sebuah destinasi kuliner yang cukup populer di Kota Singkawang. Mie Kering Haji Aman adalah panganan mie kering khas orang-orang tionghoa yang ada di Kalimantan Barat. Bedanya Mie Kering Haji Aman tentu saja halal, karena tidak menggunakan B2 yang selalu digunakan sebagai pelengkap sajian mie kering.
Untuk masalah rasa, jangan ditanya, Mie Kering Haji Aman punya rasa yang khas. Apalagi kalau sudah dilumuri sambal, kecap dan cuka. Hmmm, sungguh semriwing baunya, dan tentu saja lezat rasanya. Saya pribadi ga cukup kalau hanya menyantap satu mangkok. Minimal 2 mangkok, hihiii.

Saat mengunjungi Mie Kering Haji Aman, saya beruntung karena bisa bertemu langsung dengan pemiliknya. Seperti biasa, saya ajak ngobrol-ngobrol. Itung-itung memanjangkan tali silaturihm lah. Ternyata sang Owner adalah seorang Muallaf. Sudah sekitar 28 tahun memeluk Agama Islam. Lalu menikah dengan wanita Singkawang. Haji Aman bercerita sebelumnya ia berprofesi sebagai karyawan di bengkel milik ayahnya. Ia merasa tidak bebas, karena sulit melakukan ibadah. Akhirnya iapun merintis usaha mie kering ini.
Usaha mie keringnya ini baru berlangsung 4 tahun. Di tahun keempat ia bisa menempati Ruko dipinggir jalan dekat pintu masuk Kota Singkawang. Saat ditanya tips suksesnya, ia menyatakan bahwa ini semua anugrah dari Allah SWT. Kita tak boleh meninggalkan kewajiban kita, terutama shalat. "Jangan tinggalkan shalat", ujar Haji Aman bersemangat.

Pak Haji Aman ternyata juga punya komitment untuk membantu para pengusaha muslim yang mau berbisnis dengan memberikan kesempatan untuk bermitra dengannya. Caranya mudah, mitra hanya menyediakan tempat dan karyawan saja, mie kering dan kuahnya ia yang akan membuatnya. Satu mangkoknya saya kasih RP 2000. Hasil penjualan dari air menjadi hak mitra.
"Seorang muslim itu harus bisa mandiri", ujar Haji AMan bersemangat. (bungben)