Senin, 05 Januari 2015

GINI CARA ORIENTALIS MENDANGKALKAN AKIDAH

Banyak cara yang digunakan oleh orang-orang yang membenci Islam melakukan pendangkalan akidah dengan membelokan sejarah. Salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh kaum orientalis atas sejarah Cut Nya' Dien. Pahlawan wanita yang gagah berani tersebut dilukis dengan penampakan seorang perempuan bersanggul tanpa hijab. Padahal sesunggunya Cut Nyak; Dien yang notabene seorang muslimah yang taat tersebut menggunakan hijab. Gawatnya pemerintah Indonesia turut serta dalam pendangkalan akidah ini dengan turut serta mensosialisasi  lukisan Cut Nyak Dien tanpa Hijab.Padahal dalam ajaran Islam seorang wanita muslim itu wajib menutup auratnya. Termasuk menutup rambutnya.  
Foto di sebelah kanan yang ada diblog ini diambil dari fb seuramoe mekkah dimana setelah diverivikasi adalah foto seorang muslimah 
Aceh yang hidup sejaman dengan 
Cut nyak dien. muslimah yang berhijab tersebut adalah istri dari panglima polimsalah seorang ksatria aceh yang juga seorang pahlawan nasional. foto tersebut menggambarkan penampilan perempuan aceh dari kalangan bangsawan. 
Walaupun demikian tulisan dibawah ini bisa dijadikan wawasan kritis agar kita lebih waspada dengan cara-cara halus orang-orang tertentu yang terbiasa melakukan pendangkalan pemahaman melalui plintiran sejarah. 
Oke selamat membaca.

Berikut tulisan yang diambil dari sebuah Facebook Seuramoe Mekkah.

Seorang penulis buku yang menemukan foto aslinya Cut Nyak Din dari negara penjajah adalah sosok muslimah yang menutup aurat. Jahatnya skenario kaum penjajah terus ditanamkan kepada anak-anak bangsa Aceh dan seluruh masyarakat Indonesia, sehingga sejarahpun diplintirkan dan disuguhkan dengan bahasa yang manis, bahkan masuk menjadi memori yang tidak akan terlupakan, pelajaran sejarah di negeri kapitalis.

Dalam pelajaran sejarah, banyak pahlawan perempuan Aceh yang digambarkan bersanggul, seperti Cut Nyak Din, Cut Meutia, dan Panglima Laksamana Malahayati.

Aceh barangkali satu-satunya di dunia ini yang punya Angkatan Laut dipimpin perempuan, dan masih banyak lagi pahlawan-pahlawan perempuan aceh lainnya.

Saking alerginya pemerintah sekuler pada Islam yang benar, foto seorang muslimah yang menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya sanggup mereka rubah menjadi gambar wanita yang terbuka auratnya, walaupun itu seorang wanita pahlawan nasional sekalipun.

Lihatlah foto asli ini dan lihatlah apa yang dilakukan sekuleris dengan gambar-gambar beliau di buku-buku pelajaran sejarah.

Disini terlihat jelas, dibawah sistem sekuler, negara bukannya melindungi dan memurnikan akidah umat, tapi justru jadi biang perusakan akidah umat.

Kita mengetahui juga bagaimana upaya VOC dan Belanda, untuk menekan kekuatan iman masyarakat Aceh. Mereka mengirim para misionaris, untuk mengusik keimanan masyarakat Aceh yang telah mengkristal dengan islamnya.

Di pemerintahan Orde Baru, yang memulai jalan sekulerisasi di seluruh bidang, menekan masyarakat untuk tidak membangkitkan nilai-nilai keislaman yang tinggi. Akibatnya, masyarakat Aceh sempat luntur keimanan mereka kepada Allah.

Namun, kekuatan iman yg begitu kristal itu tetap saja terus melahirkan hasil. Salah satunya, upaya Aceh untuk membumikan islam sebagai syariat manusia, telah diupayakan. Meskipun campur tangan sekuler tetap terlibat didalamnya.

Luar biasa...catat !!! Mereka muslimah yang taat !!!

*sumber: Facebook Seuramoe Mekkah

2 komentar:

Buletin Aflaha mengatakan...

Semoga Kita Bisa Ambil Hikmahnya saja

Anonim mengatakan...

bongkarkan lagi tuan