Kamis, 25 Desember 2014

Masjid Kapal Trendi Gaya Kawula Muda

Jika Anda pernah mengunjungi Masjid Munzalan Mubarakan II di Jalan Sungai Raya Dalam Gang Imanuddin Kabupaten Kubu Raya (KKR), akan menemukan sesuatu yang unik. Sebuah bangunan unik berdiri menyerupai bentuk fisik sebuah kapal. Masjid yang dibangun oleh Nur Hasan (44), seorang penduduk asli Sungai Raya Dalam KKR ini memiliki filosofi khusus.

H.M.Nurhasan pendiri sekaligus ketua lembaga masjid
Terinspirasi kapal Nabi Nuh AS dalam Surah Almu’minuun, Nur Hasan mulai mewujudkannya dengan mendesain masjid tersebut. “Filosofinya dari kapal Nabi Nuh AS. Insyallah masjid bentuk kapal ini hanya satu-satunya di Kota Pontianak,” kata Nur Hasan ditemui Aflaha di Masjid Munzalan Mubarakan, pekan lalu.
Meskipun bangunan masjid ini belum sempurna seperti kapal, namun sudah banyak kegiatan yang dilakukan di masjid tersebut. Yang pasti masjid ini menjadi kebanggaan kawula muda. Ini dapat dibuktikan setiap salat subuh selalu dipenuhi anak-anak muda berusia 20 tahunan. “Bila dibandingkan masjid lainnya memang ada anak mudanya tapi jumlahnya tidak banyak, yang banyak para orang tua,” ujar Nur.
Fisik Masjid Munzalan Mubarakan II ini terus dibenahi dengan penyediaan berbagai perlengkapan dan aksesoris. Bukan saja ornament luarnya, jika kita masuk ke bagian dalam, akan terlihat berbeda dengan masjid-masjid lainnya.
Selain dihiasi kaligrafi di beberapa bagian dindingnya, juga terdapat tulisan khusus yang membuat orang yang membacanya akan terkesan. Misalnya saja sebuah tulisan motivasi “Apa yang Anda cari di Munzalan?” dapat ditemui pertama kali terpasang di pintu samping masjid. Tulisan motivasi penggugah semangat lainnya terpajang rapi.  
Sebuah ruangan juga disiapkan untuk radio dakwah. Sudah ada dua radio yakni radio umum dan radio komunitas. Radio komunitas ini hanya bisa untuk jemaah masjid Munzalan Mubarakan II saja, dapat didengar melalui frekuensi 1077 FM. Untuk radio komunitas jaraknya dibatasi, namun distreamingkan. Selain itu ada internet dengan kapasitas yang cukup besar sehingga bisa menunjang semua kegiatan jemaah Munzalan.
“Demikian halnya untuk wisma. Nantinya masjid ini akan menjadi tiga lantai, sehingga bisa dibuat untuk wisma mualaf, wisma mahasiswa, agar mahasiswa lebih mandiri,” ujar Nur Hasan. Bisa saja untuk mahasiswa yang tinggal dikenakan biaya, namun biaya tersebut bukan untuk kantong pribadi melainkan untuk bangunan bahasa. Sebagai timbal baliknya, mahasiswa tersebut bisa bahasa Arab, Inggris dan Mandarin.
“Masjid ini kalau dikelola dengan baik dan penuh kreativitas bisa di jadikan potensi usaha ekonomi karena masih ada sisa tanahnya untuk dibangun toko atau supermarket mini, sehingga masjid lebih mandiri,” ungkap Nur Hasan.
Menurut dia, memakmurkan masjid itu bisa dilakukan dengan banyak kegiatan, misalnya melakukan kajian-kajian Alquran, SMK atau Subuh Mendapatkan Keberkahan, kajian dhuha dan masih banyak lagi kegiatan masjid lainnya.
Dalam setiap kegiatan bekerjasama dengan pihak TV Mujahidin. Nur Hasan sebagai pendiri TV tersebut berkeinginan dalam setiap kegiatan keislaman dapat dipublikasikan secara langsung sehingga masyarakat yang ada di rumah juga bisa menyaksikan apa yang sudah menjadi kegiatan masjid Munzalan Mubarakan II ini.
Dengan begitu, kata Nur Hasan, masjid ini benar-benar mandiri, karena setiap kegiatan  tidak pernah menggunakan proposal atau meminta sumbangan dari warga, ini murni hasil dari perniagaan. “Kami akan benahi terus sesuai visi misi masjid sebagai bahtera modern berbasis pemberdayaan ekonomi umat Kalbar.  Bentuk masjid akan dipertegas lagi sehingga benar-benar menjadi masjid kapal,” harap Nur Hasan.
Ia menuturkan, sekarang ini fisik kapal pada masjid belum begitu tampak, tapi gambarnya sudah ada. Tinggal menunggu kawan-kawan menyelesaikannya. Selain itu misi selanjutnya adalah memakmurkan masjid. Berkaitan dengan hal ini sudah mendapatkan hewan qurban sapi sebanyak 12 ekor, dan hewan qurban ini datangnya dari luar jemaah Munzalan. 
“Sekarang yang dicari orang adalah action dan inisiatif pengurus masjid. Kalau tidak action maka tidak mungkin banyak kegiatan dan banyak hewan qurban dan jumlah ini akan bertambah sebelum Iduladha,” tuturnya.
Aktivitas di Masjid Munzalan Mubarakan II ini begitu padat. Kajian demi kajian dilakukan. Kegiatan amal saleh juga begitu gencar. Salahsatunya melalui gerakan yang dipelopori seorang ustaz gaul Luqmanulhakim (LQ) yang banyak memberikan motivasi dan langsung terjun ke lapangan.
“Terpenting adalah niat untuk beramal saleh. Ibarat sebuah batre charger, maka untuk menuju kampung akhirat diperlukan bekal. Di dunia inilah kita melakukan pengecasan. Apabila dirata-ratakan usia hidup di dunia hanya 60 tahunan sudah terpotong aktivitas lain yang sia-sia mungkin hanya 5 hingga 10 persen saja yang efektif. Untuk itu diperlukan amal saleh yang pahalanya mengalir terus menerus sebagai batre charger yang unlimited,” ujar LQ.
Aktivitas memakmurkan masjid dan kegiatan amal saleh itu misalnya penggalangan untuk membantu yatim piatu dan kaum dhuafa melalui gerakan infaq beras, usaha-usaha kreatif syariah, pembangunan pondok modern, aktivitas One Day One Juz (Odoz), ASI Solution dan berbagai gerakan lainnya yang membumi. Diperkuat lagi dengan kehadiran Beny Sulistyo dalam barisan Yayasan Ashabul Yamin Khatulistiwa, menambah kekuatan dari sisi manajemen dan arah pencapaian tujuan.(lin/rdo)

2 komentar:

kumpulan tempat wisata terbaru mengatakan...

kemaren waktu berkunjung ke masjid kapal ini , pengerjaan belum selesai , tinggal 10% namun walaupun belum selesai keindahannya sudah mendekati sempurna , dan banyak pengunjung di masjid kapal di ngaliyan semarang

Unknown mengatakan...

Ass mau tanya emng bnr yayasan masjid ini kl mau orang tua asuh infaq 25rb/buln untk pondok n ank2 hafis quran.mksh