Oleh Beni Sulastiyo*
Islam sangat mementingkan kegiatan amal shaleh seperti shalat, zakat, infaq, shadaqoh, pelayanan sosial maupun aktivitas dakwah. Dalam perspektif manajemen, amal shaleh yang diwajibkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah adalah sebuah produk. Jika amal shaleh adalah sebuah produk, lalu siapa customernya?
Customernya tentu saja umat Islam yang
telah memenuhi persyaratan. Produk shalat misalnya, customernya adalah
umat Islam yang telah akil baligh. Produk zakat customernya adalah
mereka yang memiliki jumlah harta tertentu. Demikian seterusnya.
Jika amal shaleh adalah produk, tentulah
produk itu harus dipromosikan, harus didistribusikan agar sampai kepada
customer dengan baik. Pertanyaannya, siapa yang mempromosikan dan
mendistribusikannya, dan bagaimana caranya?
Jika kita memiliki pertanyaan seperti pertanyaan di atas, maka sesungguhnya kita sudah memasuki dunia marketing.
Lho, bukankah marketing itu hanya dapat
diterapkan di dunia bisnis saja? Iya, itu dulu. Tapi sekarang marketing
sudah bisa diterapkan untuk apa saja, untuk politik, untuk social,
bahkan untuk memasarkan amal shaleh.
Sebagai umat Islam, aktivitas dakwah
merupakan tanggung jawab kita bersama. Maka, ketika kita ingin
berdakwah, maka sejatinya kita adalah seorang praktisi pemasaran
produk-produk amal shaleh. Terserah pada bagian mana posisi praksis yang
akan kita ambil. Bisa sebagai aktivis dakwah yang menyediakan diri
untuk menyiapkan produk amal shaleh, atau sebagai aktivis dakwah yang
mengambil peran untuk menyiapkan dan melaksanakan promosi produk-produk
amal shaleh. Bisa pula sebagai distributor, atau bahkan sebagai
“penjual” produk amal shaleh.
Nah, dalam konteks inilah ilmu pemasaran diperlukan. Tentu saja ilmu pemasaran amal shaleh, bukan ilmu pemasaran bisnis.
Secara ilmiah tidak ada buku apalagi
teori khusus yang membahas pemasaran amal shaleh. Istilah itu bisa-bisa
saya saja. Oleh karena itu jangan harap Anda akan menemukan istilah ini
melalui Bang Google.
Oke bagaimana menerapkan pemasaran untuk
memasarkan produk amal shaleh? Dalam ilmu marketing ada konsep dasar
yang sangat terkenal yaitu konsep 4 P. Konsep 4 P dipopulerkan oleh
Philip Kotler untuk menyederhanakan strategi pemasaran melalui 4 faktor
yaitu product, pricing, promotion, dan place/distribution. Bagaimana
caranya?
Oke Langsung praktek jak ye…
Semisal kita ingin memasarkan sebuah
forum kajian ilmu rutin. Maka pertama kali yang harus kita lakukan
adalah mempersiapkan produk, dengan menjawab berbagai pertanyaan
seperti, ilmu apa yang akan dikaji, apakah masyarakat memerlukan kajian
itu, siapa yang memerlukan, dimana mereka berada, apa yang menarik
dengan kajian yang akan kita diselenggarakan, apa bedanya dengan
pengajian-pengajian lainnya? Apa saja manfaat yang akan diperoleh oleh
masyarakat jika ingin bergabung dengan pengajian? Bagaimana menyajikan
informasi pengajian tersebut agar dapat sampai secara efektif dan
efisien kepada target pasar, bagaiamana membuat kemasan kajian agar
meningkatkan daya tarik?
Nah, untuk pricing. Apakah ada tariff
khusus yang harus dibayar konsumen untuk mengikuti pengajian. Jika ada,
berapa biayanya. Lalu berapa biaya yang diterapkan untuk pengajian
lainnya, apakah kita lebih murah atau lebih mahal? Bagaimana cara
membayarnya?
Untuk promosi. Apa yang menjadi selling point
pengajian kita? Media apa saja yang akan digunakan untuk menyampaikan
informasi itu kepada masyarakat? Perlukan membentuk tim penjualan
langsung untuk menjemput calon anggota pengajian? Perlukah digunakan
social media dan broadcasting via bbm, bagaimana susunan kata-kata yang
menarik? Berapa biaya yang diperlukan untuk menjalankan promosi?
Dan terakhir untuk pertanyaan place.
Dimanakah tempat untuk mendapatkan informasi tentang pengajian,
dimanakah lokasi pengajian yang tepat dan apakah diperlukan lokasi lain
untuk memudahkan akses target pasar kepada lokasi pengajian? Perlukah
dibentuk cabang-cabang khusus untuk memudahkan daya jangkau masyarakat
terhadap kegiatan kajian?
Demikian, berbagai pertanyaan yang perlu
kita ajukan jika menggunakan konsep marketing . Dengan konsep
marketing, proses perencanaan pemasaran amal shaleh dapat dilakukan
secara sistematik, detail dan sederhana.
Dengan marketing amal shaleh ini,
mudah-mudahan dapat aktivitas dakwah dapat dilaksanakan secara lebih
menarik, berdayaguna, berhasil guna serta membuahkan kebaikan di dunia
dan akherat. Bukankah ada kalimat bijak yang penuh hikmah, Alhaqqu bila nidzoomin yaghlibuhul baathilu binidzoomin, bahwa kebenaran yang tidak dikelola dengan baik PASTI di kalahkan dengan Kejahatan yang dikelola dengan baik. (*Direktur ASI Solution,Pimpinan PMM AY, Owner Swadesiprinting)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar