Dari hasilnya berbisnis inilah, pemilik
sapaan Darmin telah dapat menunaikan rukun Islam kelima, menunaikan
Ibadah Haji bersama istrinya. “Tidak ada kata gagal selagi orang itu mau
belajar,” ujar Darmin ditemui Aflaha, Selasa (9/9) di rumahnya di Jalan
Arteri Supadio Gang Wonodadi II, Kabupaten Kubu Raya.
Karena, kata Darmin, dari belajarlah
orang itu bisa mendapatkan kesuksesan. Usaha lele yang ditekuninya sudah
berjalan empat tahun lalu, tepatnya tahun 2010. Awalnya hanya memiliki
lima buah penangkaran, dan kini berkembang menjadi 100 kolam.
Darmin boleh dianggap telah sukses.
Iapun berbagi tips kepada orang lain dengan cara memberikan pembinaan
dan pelatihan. “Bila dihitung-hitung sudah seribu orang yang dibina dan
Alhamdulillah hasilnya luar biasa karena semuanya berhasil melakukan
penangkaran ikan lele,” ujarnya.
Darmin begitu menekuni pekerjaannya.
Aflaha yang bertandang ke kolam penangkarannya diajak untuk melihat
langsung proses panen lele. “Sebetulnya 100 kolam dan bibit yang ada
sekarang ini belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar, karena
terkendala dengan pakan ternak,” ujarnya.
Stok pakan yang ada sekarang ini masih
sangat kurang sehingga tidak cukup untuk pembesaran ikan lele, makanya
ada beberapa kolam yang kosong. “Andai saja pasokan pakan bisa banyak
tentu tidak ada satu kolampun yang kosong,” ujarnya.
Darmin berbagi tips sederhana hingga
dirinya sukses menjalankan bisnis pengembangbiakkan ikan lele. Tidak
sulit dan tidak akan gagal. Dalam satu bulan bisa panen dua kali bahkan
kalau kolamnya penuh semua bisa panen setiap hari. Namun lantaran stok
pakan kurang, panen ikan hanya bisa seminggu sekali.
Tips-tips yang harus diperhatikan, kata
Darmin, harus menjaga kualitas air yang diberi ramuan herbal hasil
racikan sendiri. Sekarang racikan tersebut sudah dijual untuk para
peternak lele.
Selanjutnya, ujar Darmin, tips memilih
bibit yang bagus. Jangan dilihat dari ukuran besar ikannya tapi dilihat
apakah ikannya unggul atau tidak. Kalau induknya unggul pasti anaknya
juga unggul. Kemudian yang harus diperhatikan adalah makanan ikan harus
ada proteinnya. “Kalau semuanya terpenuhi Insyaallah bisa panen satu
bulan dua kali,” paparnya.
Menurut dia, hal penting lainnya soal
tebar benih yang harus tepat 100 meter untuk 100 ekor. Selama tidak ada
masalah dengan air maka panen ikan akan bagus. Air pada prinsipnya
tergantung PH yakni sekitar 7-8. Air ledeng atau PDAM juga bisa
digunakan tetapi harus diproses terlebih dahulu dengan diberi ramuan
herbal. Selanjutnya difermentasi selama satu minggu. Jika sudah satu
minggu baru bisa memasukkan ikannya.
“Saya memberikan pelatihan secara
profesional dan sosial. Kalau profesional, maka orang yang mau belajar
membayar Rp1 juta maksimal untuk 3 jam. Namun yang sifatnya pembinaan
dan konsultasi 100 persen gratis,” kata Darmin.
Pembinaan ini, lanjutnya, diberikan
sampai berhasil karena menyangkut bisnis hingga metode dan analisis
usahanya digarap betul-betul. Pada prinsipanya masyarakat bisa beternak
lele.
Sebulan bisa Rp100 juta
Dalam dunia usaha sering terkait dua
aspek saja, sukses atau gagal. Bagi pelaku usaha yang gagal sebetulnya
dapat bangkit lagi, jangan berhenti belajar, jangan lemah tetap semangat
untuk belajar.
Sudarmin merupakan potret pengusaha
Muslim yang sukses dan menebarkan rahasia suksesnya kepada orang lain.
Dalam kamus hidupnya, gagal bukan mematikan kreativitas. “Belum tentu
yang berhasil mau berbagi seperti saya,” katanya.
Ia hanya memberikan solusi agar
penangkar tidak gagal. Banyak yang sudah dilakukan dengan memberikan
pekerjaan kepada orang yang tidak mampu sehingga bisa meningkatkan taraf
hidupnya. “Dari hasil ikan lele dalam satu bulan saya bisa meraup Rp30
sampai Rp40 juta. Tetapi jika pasokan pakannya cukup, maka pendapatan
bisa mencapai Rp100 juta,” ujarnya.
Motivasi pengusaha yang satu ini boleh
diacungi jempol dan menjadi inspirasi. ‘Virus-virus’ untuk gigih dalam
bekerja juga ditularkan. Dalam hal aksi sosial, juga tak luput
digarapnya. Sudarmin telah bersiap-siap mencari solusi air bersih bagi
masyarakat di lingkungannya.
Terobosan tersebut sebetulnya kelanjutan
dari racikan herbal yang diberi label “Herbal Khatulistiwa”. Formula
yang dihasilkannya itu awalnya untuk kolam ikan lele yang bermanfaat
menetralkan kadar PH air, mempertahankan suhu ekstrem, daya tahan fisik
lele, airnya tidak bau, menekan angka kematian 0 sampai 1 persen dan
mempertahankan oksigen yang terlarut dalam air serta tahan terhadap
serangan penyakit.
“Herbal ini dapat langsung dibeli dengan
harga terjangkau yakni Rp150 ribu. Dan ini bisa digunakan untuk 20
kolam ukuran 3×4 dengan tinggi 1 meter. Saya juga sudah menyiapkan untuk
pengembangan untuk pakan ternak ikan lele,” terangnya.(lin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar