Senin, 29 Desember 2014

Ketangguhan dan Inovasi Bos Lele

Tidak ada kata gagal selagi mau belajar. Prinsip inilah yang terus dipegang Sudarmin dalam menjalankan pengembangbiakan ikan lele. Saat ini hasil kerja kerasnya telah membuahkan hasil.

Dari hasilnya berbisnis inilah, pemilik sapaan Darmin telah dapat menunaikan rukun Islam kelima, menunaikan Ibadah Haji bersama istrinya. “Tidak ada kata gagal selagi orang itu mau belajar,” ujar Darmin ditemui Aflaha, Selasa (9/9) di rumahnya di Jalan Arteri Supadio Gang Wonodadi II, Kabupaten Kubu Raya.
Karena, kata Darmin, dari belajarlah orang itu bisa mendapatkan kesuksesan. Usaha lele yang ditekuninya sudah berjalan empat tahun lalu, tepatnya tahun 2010. Awalnya hanya memiliki lima buah penangkaran, dan kini berkembang menjadi 100 kolam.
Darmin boleh dianggap telah sukses. Iapun berbagi tips kepada orang lain dengan cara memberikan pembinaan dan pelatihan. “Bila dihitung-hitung sudah seribu orang yang dibina dan Alhamdulillah hasilnya luar biasa karena semuanya berhasil melakukan penangkaran ikan lele,” ujarnya.
Darmin begitu menekuni pekerjaannya. Aflaha yang bertandang ke kolam penangkarannya diajak untuk melihat langsung proses panen lele. “Sebetulnya 100 kolam dan bibit yang ada sekarang ini belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar, karena terkendala dengan pakan ternak,” ujarnya.
Stok pakan yang ada sekarang ini masih sangat kurang sehingga tidak cukup untuk pembesaran ikan lele, makanya ada beberapa kolam yang kosong. “Andai saja pasokan pakan bisa banyak tentu tidak ada satu kolampun yang kosong,” ujarnya.
Darmin berbagi tips sederhana hingga dirinya sukses menjalankan bisnis pengembangbiakkan ikan lele. Tidak sulit dan tidak akan gagal. Dalam satu bulan bisa panen dua kali bahkan kalau kolamnya penuh semua bisa panen setiap hari. Namun lantaran stok pakan kurang, panen ikan hanya bisa seminggu sekali.
Tips-tips yang harus diperhatikan, kata Darmin, harus menjaga kualitas air yang diberi ramuan herbal hasil racikan sendiri. Sekarang racikan tersebut sudah dijual untuk para peternak lele.
Selanjutnya, ujar Darmin, tips memilih bibit yang bagus. Jangan dilihat dari ukuran besar ikannya tapi dilihat apakah ikannya unggul atau tidak. Kalau induknya unggul pasti anaknya juga unggul. Kemudian yang harus diperhatikan adalah makanan ikan harus ada proteinnya. “Kalau semuanya terpenuhi Insyaallah bisa panen satu bulan dua kali,” paparnya.
Menurut dia, hal penting lainnya soal tebar benih yang harus tepat 100 meter untuk 100 ekor. Selama tidak ada masalah dengan air maka panen ikan akan bagus. Air pada prinsipnya tergantung PH yakni sekitar 7-8. Air ledeng atau PDAM juga bisa digunakan tetapi harus diproses terlebih dahulu dengan diberi ramuan herbal. Selanjutnya difermentasi selama satu minggu. Jika sudah satu minggu baru bisa memasukkan ikannya.
“Saya memberikan pelatihan secara profesional dan sosial. Kalau profesional, maka orang yang mau belajar membayar Rp1 juta maksimal untuk 3 jam. Namun yang sifatnya pembinaan dan konsultasi 100 persen gratis,” kata Darmin.
Pembinaan ini, lanjutnya, diberikan sampai berhasil karena menyangkut bisnis hingga metode dan analisis usahanya digarap betul-betul. Pada prinsipanya masyarakat bisa beternak lele.

Sebulan bisa Rp100 juta
Dalam dunia usaha sering terkait dua aspek saja, sukses atau gagal. Bagi pelaku usaha yang gagal sebetulnya dapat bangkit lagi, jangan berhenti belajar, jangan lemah tetap semangat untuk belajar.
Sudarmin merupakan potret pengusaha Muslim yang sukses dan menebarkan rahasia suksesnya kepada orang lain. Dalam kamus hidupnya, gagal bukan mematikan kreativitas. “Belum tentu yang berhasil mau berbagi seperti saya,” katanya.
Ia hanya memberikan solusi agar penangkar tidak gagal. Banyak yang sudah dilakukan dengan memberikan pekerjaan kepada orang yang tidak mampu sehingga bisa meningkatkan taraf hidupnya. “Dari hasil ikan lele dalam satu bulan saya bisa meraup Rp30 sampai Rp40 juta. Tetapi jika pasokan pakannya cukup, maka pendapatan bisa mencapai Rp100 juta,” ujarnya.
Motivasi pengusaha yang satu ini boleh diacungi jempol dan menjadi inspirasi. ‘Virus-virus’ untuk gigih dalam bekerja juga ditularkan. Dalam hal aksi sosial, juga tak luput digarapnya. Sudarmin telah bersiap-siap mencari solusi air bersih bagi masyarakat di lingkungannya.
Terobosan tersebut sebetulnya kelanjutan dari racikan herbal yang diberi label “Herbal Khatulistiwa”. Formula yang dihasilkannya itu awalnya untuk kolam ikan lele yang bermanfaat menetralkan kadar PH air, mempertahankan suhu ekstrem, daya tahan fisik lele, airnya tidak bau, menekan angka kematian 0 sampai 1 persen dan mempertahankan oksigen yang terlarut dalam air serta tahan terhadap serangan penyakit.
“Herbal ini dapat langsung dibeli dengan harga terjangkau yakni Rp150 ribu. Dan ini bisa digunakan untuk 20 kolam ukuran 3×4 dengan tinggi 1 meter. Saya juga sudah menyiapkan untuk pengembangan untuk pakan ternak ikan lele,” terangnya.(lin)

Tidak ada komentar: