Rabu, 04 Februari 2015

PMMAY JALIN KERJASAMA DENGAN MASJID NABAWI MADINAH

PMMAY InsyaAllah akan menjalin kerjasama dengan Masjid Nabawi Madinah untuk pengembangan pengajaran Alquran dan ilmu keagamaan di Kalimantan Barat. Jika ini menjadi kenyataan, maka kerjasama ini akan menjadi oleh-oleh yang tak ternilai dari pengurus PMMAY tidak hanya untuk masyarakat muslim di Pontianak tapi juga bagu seluruh ummat Islam di Kalimantan Barat.
Demikian yang disampaikan oleh  ustadz Luqmanulhakim pagi tadi pukul 09.30 waktu Madinah atau pukul 15.20 wib. Ustadz Luqman menjelaskan bahwa ia dan para pengurus PMMAY awalnya mengamati majelis pendidikan Al Quran di Masjid Nabawi ba'da Ashar hari selasa lalu. Majelis Quraan tersebut diselenggarakan di sayap kanan Masjid Nabawi yang diikuti oleh anak-anak dari berbagai negara. Mereka yang berumur antara 4-10 tahun itu sangat bersemangat menghafal dan mempelajari Al Quran. Dalam satu harokah terdapat antara 5-12 orang duduk melingkari seorang ustadz berbaju gamis panjang dan bersorban merah khas sorban Arab Saudi.

"Karena penasaran, akhirnya kami bertanya dengan salah seorang syekh yang mengasuh harokah tersebut", cerita ustadz Luqman yang fasih berbahasa Arab ini.
"Lalu, masyaAllah kami pun langsung diajak untuk menyambangi kantor yang mengelola harokah tersebut. Dan Alhamdulillah kami diterima lngsung dengan pimpinan serta beberapa pengurusnya", tambah ustadz Luqman.
Ustadz Lukman menceritakan bahwa dari hasil silaturihim tersebut kami megetahui bahwa harakah tersebut bernama Kismulmutun al ilmiah yang dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti majelis yang mempelajari kontent keilmuan islam.  Majelis ini diketuai oleh Syekh Ibrahim seorang Hafidz Quraan yang baru berumur 21 tahun. Majelis ini baru berumur 5 tahun dan berdiri pada tahun 2000. Pada awalnya, kata Ustadz Luqman majelis ini hanya memiliki 500 orang santri di Masjid Nabawi. Namun kini jumlahnya sudah lebih dari 7000 santri dengan jumlah tenaga pengajar 270 orang yang semuanya adalah hafidz Quraan 30 juz. Dalam bahasa Arab para pengajar itu disebut Qoaidun Nuronniah. Sistem pembelajarannya menurut Ustadz Luqman 3 kali dalam sehari yaitu ba'da shubuh, ba'da ashar, dan ba'da magrib. Yang menarik majelis ini juga melayani pengajaran Alquraan menggunakan fasilitas internet. Untuk kelas pembelajaran jarak jauh ini Masjid Nabawi telah mencapai pengajaran hingga 32 negara dengan jumlah santri 300 orang. Setiap hari para pegajar melakukan aktifitas pembelajaran dengan media komputer dan internet.
"Nah, insyaAllah PMMAY akan menjalin kerjasama dengan majelis ini. Dan alhamdulillah Syekh Ibrahim menyambut baik keinginan kami. sebagai bentuk keseriusannya InsyaAllah kita akan mengundang Syekh Ibrahim ke Pontianak di bulan Ramadhan nanti", ujar Ustadz Luqman.

Ustadz Luqman mengatakan kerjasama ini akan menjadi tonggak sejarah baru bagi pengembangan syiar Islam di Kalimantan Barat. Karena selama ini belum pernah ada jalinan kerjasama antara Masjid Nabawi di Madinah dengan organisasi atau Masjid di Kalimantan Barat. Padahal Kota Madinah dengan Masjid Nabawinya adalah pusat peradaban Islam tertua sekaligus terpenting di dunia.
"Oleh karena itu, kerjasama ini perlu kita syukuri karena memiliki makna yang sangat strategis bagi pengembangan syiar Islam di Kalimantan Barat. Mohon doa dari seluruh masyarakat agar kerja sama ini dapat berjalan dengan lancar", ujar ustad Luqman didampingi oleh H.M.Nurhasan dan Beni Sulastiyo.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Mabrukk Akhi..... Ana turut mendoakan cita cita antum membangun kota pontianak lebih religius maju dan bersaing. Allahumma yassir umurona.