Rabu, 31 Desember 2014

Abdul Qodir Jaelani : Bebaskan Pendidikan Berkualitas dari Logika Industri!

Qodja
Abdul Qodir Jaelani atau yang biasa disapa Qodja adalah salah seorang tokoh muda muslim Kalbar yang aktif meramaikan ruang dakwah di Kalimantan Barat. Manajer Masjid Kapal Munzalan Mubarakan 1 Ampera yang sewaktu kuliah pernah menjabat sebagai Plt Wakil Presiden Mahasiwa Universitas Tanjungpura ini memiliki berbagai pemikiran yang sangat menarik. Salah satunya di bidang pendidikan. Menurut Qodja ummat Islam harus memiliki akses pendidikan yang berkualitas. Ummat Islam menurutnya tak patut menjadikan pendidikan sebagai ladang bisnis. "Dalam ajaran Islam pendidikan berkualitas itu adalah tanggung jawab negara, jika negara tak mampu menyediakannya maka tanggung jawab tersebut terbuka untuk diemban setiap muslim. Idealnya pendidikan berkualitas itu harus murah agar bisa dijangkau semua kelas masyarakat", ujarnya.
Ia tak menampik bahwa biaya penyelenggaraan pendidikan memang tidaklah murah. Namun, apabila proses pengelolaan pendidikan dilakukan dengan ikhlas dan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara berjamaah, maka sangat mungkin ummat Islam dapat merasakan pendidikan yang berkualitas namun dengan biaya yang terjangkau. Ia mencontohkan sistem pengelolaan pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Di Pondok tersebut, ujar aktivis islam ini, biaya pendidikan bisa ditekan sangat murah. Walaupun murah, pendidikan di Gontor tetap dapat menyajikan proses pendidikan yang berkualitas. Ia membandingkan paradigma pengelolaan biaya pendidikan di Gontor dengan beberapa pesantren di Kalbar yang masih sangat bergantung dengan iuran santrinya untuk bisa tetap eksis "Paradigma pengelolaan lembaga pendidikan yang mandiri seperti di Gontor memang belum berhasil dicontoh oleh pengelola lembaga pendidikan di Kalbar sehingga sangat bergantung dengan uang SPP yang dipungut dari santri, beda halnya dengan Gontor yang punya banyak unit usaha untuk mensubsidi biaya pengelolaan pendidikan disana. Maka melahirkan pendidikan berkulitas dan murah serta mandiri adalah PR penting bersama umat islam Kalbar, sebab jika pendidikan berkualitas hanya bisa dijangkau oleh para orang tua kaya, bagaimana nasib para orang tua yang kurang beruntung?", tanyanya.
Pria yang juga menjadi koordinator Majelis Jejak Nabi Kota Pontianak ini bercita-cita dapat membangun sebuah pondok pesantren yang berkualitas namun dapat dijangkau oleh semua kalangan. Ia menambahkan bahwa saat ini ia telah bergabung dengan para aktivis dakwah di Pondok Modern Munzalan Ashabul Yamin (PMMAY). Bersama Pak Nurhasan, ustadz Luqmanulhakim, dan puluhan sahabatnya, ia mengaku sedang berupaya mendesain sebuah pesantren yang berkualitas namun memiliki tarif yang dapat dijangkau oleh semua kalangan. "Kita harus berjama'ah bekerja keras untuk membebaskan pendidikan dari logika industri. Pendidikan gratis yang mandiri adalah kewajiban dan tanggung jawab kita bersama", tambah Qodja.

Tidak ada komentar: